Jumat 11-11-2016, Teguran bagi Saya.

Tanggal 11 bulan 11 tahun 2016 adalah hari jumat yang sekian kalinya saya memimpin sidang bagi ummat muslim di sebuah Masjid kebanggaan bagi Umat Islam. Saya bukan ustadz, apalagi ulama. Saya memberanikan diri untuk menjadi pemimpin sidang bukan karena saya memiliki ilmu agama yang yang lebih diantara jamaah lainnya. Ilmu saya bahkan tidak sampai seujung kuku jikalau dimasukan dalam kuku.
Ini bermula ketika di salah satu masjid disuatu hari jumat tak ada seorang pun yang bergerak untuk naik mimbar, sementara bilal telah memanggil khotib untuk naik mimbar sampai berulang dua kali—dan yang ketiga kalinya saya memberanikan diri. Setelah peristiwa ini, saya sering diminta untuk menjadi pemimpin sidang di masjid yang sama meskipun saya selalu menolak dengan berbagai cara yang tentunya tidak menyinggung pengurus masjid. Saya sering “ditodong” jika saya muncul di masjid yang sama untuk naik ke mimbar. Sekali dua kali saya masih menolak, ketika berulang kali saya harus menghormati permintaan dan kepercayaan orang.  Den begitu seterusnya. Terkadang saya merasa berdosa karena apa yang saya sampaikan belum tentu saya dapat menjalankannya. Saya ibarat lilin, mampu menerangi orang lain tapi tak mampu menerangi diri saya sendiri. Hari ini 11 Nopember 2016, saya kembali dijadwalkan untuk menjadi pemimpin sidang jumat pada salah satu masjid. Saya pun mempersiapkan teks, karena sekali lagi saya belum memiliki ilmu untuk disampaikan ke khalayak. Sehingga yang saya sampaikan adalah khutbah yang saya petik dari pencarian buku-buku dan tentunya di mesin pencarian google dan sedikit saya edit jika saya andai itu tidak cocok untuk disampaikan pada jamaah tersbut. Saya tahu ini tidak baik, tapi saya selalu dipaksa oleh pengurus masjid untuk tetap naik mimbar. Saya sebenarnya berkeinginan untuk mondok bergabung dengan ustadz, tapi saya masih terbentur dengan rutinitas kantor yang menyita waktu keseharian saya. Hari ini, saya benar-benar merasa bersalah sekaligus terharu. Selesai saya memimpin sidang dan sholat jumat usai, saya dihampiri sesorang  dan dibisikan kata-kata “Ustadz Rosyidi mau bicara.” Ustadz H. Rosyidi Mahfudz adalah ketua MUI Bangka Selatan, sekaligus penasehat masjid tempat saya memimpin sidang jumat hari ini. Saya pun menemui beliau, beliau memberikan teguran kepada saya terkait apa yang sampaikan barusan. Beliau menilai apa yang sampaikan tidak seimbang, yang dapat disalahartikan oleh jamaah. Saya pun meminta maaf kepada beliau, seandainya penyampaian saya salah dan memohon bimbingannya. Apa yang saya khawatirkan selama ini ternyata jadi kenyataan. Saya terharu, ternyata penyampaian tidak lewat begitu saja tetapi menjadi perhatian serius ketua MUI Bangka Selatan.
Sekali lagi saya memohon maaf kepada Ustadz H. Rosyidi Mahfudz selaku Ketua MUI Bangka Selatan dan jamaah masjid tempat saya memimpin hari ini. Tidak ada maksud untuk menyampaikan secara secara tak berimbang. Semoga Allah SWT mengampuni kesalahan saya dan selalu mencurahkan rahmat dan bimbinganNya kepada saya.
Berkut saya sertakan Khutbah Jumat yang barusan saya sampaikan. Mohon komentarnya atas isi khutbah tersebut.

Menjaga Persatuan dan Keutuhan Ummat Muslim

Khutbah Pertama:
إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ
أَمَّا بَعْدُ؛. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.


Kaum Muslimin Jama’ah Jum’ah yang di Rahmati Allah.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah memberikan limpahan kenikmatan yang tidak pernah berhenti dikucurkan-Nya kepada kita; kenikmatan yang tidak mungkin bagi kita untuk menghitung-hitungnya; Kita bersyukur atas segala Karunia-Nya terutama nikmat Iman, nikmat Islam, nikmat Rezeki dan Kesehatan
Sholawat serta salam semoga Allah curahkan selalu kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW., kepada keluarga dan sahabatnya serta kepada kita dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman., Amin Ya Robbal Alamin.
Khotib mengajak kepada diri sendiri khususnya dan jamaah jumat umumnya untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya dalam kondisi dan situasi apapun.
Kaum Muslimin rahimakumullah
Setiap yang berakal sehat sepakat bahwa persatuan dan kerukunan adalah tuntutan yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh umat yang mengharap kejayaan dan kebaikan. Oleh karena itu, Islam datang untuk menguatkan persatuan barisan, memperhatikan tolong menolong dalam kebaikan, kerukunan serta persaudaraan dalam rangka meraih kebaikan dan menangkal kerusakan.
Kaum Muslimin rahimakumullah
Sesungguhnya kejadian yang diduga penistaan agama menjadi bahan perbincangan kita hari-hari belakangan ini menjadikan kita umat Islam untuk semakin bersatu dan tidak terpecah belah. Betapa tidak dengan kejadian ini, bermunculan berbagai argument dan pernyataan sikap dengan berbagai sudut pandang. Perdebatan pun seakan terus mengalir baik di dunia nyata maupun di dunia maya melalui media sosial misalnya. Dan hendaknya semua sikap bertolak dari dasar yang menyatukan, bukan memisahkan, merukunkan, bukan mencerai beraikan, selama itu bisa dilakukan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara.” (QS. Ali Imran: 103)
Sungguh, seharusnya pada saat ada gerakan-gerakan yang menuntut keadilan hukum ditegakan, maka wajib bagi para ulama dan pemimpin untuk mengasihi dan memelihara umat, rakyat, serta negara mereka dari kesengsaraan perpecahan dan bergolong-golongan. Karena kebahagiaan itu sebenarnya terletak pada persatuan kalimat; kebaikan itu terletak pada kesatuan barisan; dan kemakmuran terletak pada persatuan masyarakat muslim.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلاَيَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ . إِلاَّمَن رَّحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka.” (QS. Hud:118-119)
Dalam memahami ayat ini para ulama salaf mengatakan bahwa orang-orang yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan berselisih dengan perselisihan yang membahayakan mereka. Ketika perselisihan membawa kepada perpecahan dan pertentangan, maka ini akan menyebabkan mereka dijauhkan dari rahmat Allah di dunia dan akhirat.
Kaum Muslimin rahimakumullah
Dalam agama Islam, perselisihan bukanlah menjadi penyebab perpecahan dan permusuhan. Dia bukan hal yang mengancam persatuan, bukan pula yang melumpuhkan gerakan masyarakat dan kehidupan. Namun perselisihan, tatkala terpaksa, merupakan sebuah fenomena yang sah-sah saja, yang menuntut ada upaya untuk memilih pendapat terbaik yang bisa mendatangkan kemaslahatan dan menolak keburukan. Dengan ini, keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan terealisasi buat masyarakat yang mendatangkan persatuan dan kerukunan serta dijauhkannya perpecahan dan pertikaian.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا
“Sesungguhnya Allah meridhai bagi kalian tiga hal”.
Di antara yang beliau sebutkan:
وَأَنْ تَعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَلَا تَفَرَّقُوْا
“Dan kalian berpegang teguh dengan tali Allah dan kalian tidak berpecah belah”. (HR. Imam Muslim)
Hindarilah perpecahan dan perbantahan serta jauhilah sikap berkelompok-kelompok. Rabbuna Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:
وَأَطِيعُوا اللهَ وَرَسُولَهُ وَلاَتَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)
Wahai orang-orang yang memandang ijtihadnya yang benar! Semoga Allah membalas usaha kalian ! namun tatkala pendapat kalian itu bertentangan dengan pendapat jama’ah (orang banyak), maka utamakanlah kemaslahatan umum. Karena kemaslahatan serta manfaat persatuan jauh mengungguli kerusakan yang disebabkan oleh perpecahan dan perselisihan akibat berpegang dengan pendapat sendiri.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, dan beliau hidup dimasa perselisihan dan perpecahan ummat, “Apabila sebuah kaum berpecah belah niscaya mereka akan rusak serta binasa dan jika mereka bersatu niscaya mereka akan baik dan berkuasa, karena sesungguhnya persatuan adalah rahmat, dan perpecahan adalah azab”.
Mudahan-mudahan dengan kejadian ini, kita sebagai umat Islam terus bersatu. Mari kita jaga lisan dan perbuatan kita, hentikan adu domba dan perdebatan yang sesungguhnya kita tidak mengetahui jalan dan proses ceritanya. Semoga Allah SWT selalu membimbing kita dijalan yang diridhoNya. Amiiin Yaa Rabbal’Alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ







Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. عِبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.


No comments:

Post a Comment