Abdul Rahman Nasir
Ketua Rombongan 5 Kloter 6 PLM Haji 2025
Memasuki hari kedua di Madinah (Sabtu, 10/05), Jamaah Calon Haji asal Kabupaten Bangka Selatan yang tergabung dalam kloter 6 Palembang (PLM) terpantau melakukan aktivitas seperti biasa. Aktivitas yang dilakukan hanya seputar sholat Arbain (sholat 40 waktu, sholat wajib 5 waktu selama 8 hari) di masjid Nabawi Madinah. Belum ada aktivitas lain, baik kunjungan sejarah maupun kegiatam lainnya.
Kondisi panas yang mencapai 41°C tidak mengurangi semangat jamaah untuk mendatangi masjid Nabawi yang lokasinya tepat berada di depan hotel. Jamaah haji kloter 06 PLM termasuk jamaah asal Bangka Selatan ditempatkan di Taiba Madinah Hotel. Hotel yang berlokasi sekitar 50 meter dari pintu gerbang Masjid Nabawi ini menjadikan jamaah dengan leluasa keluar masuk ke area masjid Nabawi. Di depan hotel sebelum memasuki gerbang masjid Nabawi, terdapat masjid bersejarah peninggalan Rasulullah. Masjid Ghamamah. Masjid yang pernah digunakan Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan sholat Istisqo'. Di area masjid Ghamamah juga terdapat masjid Abu Bakar, masjid Ali bin Abi Thalib, dan masjid Umar. di Masjid Ghamamah ini juga Rasulullah pertama kali memimpin sholat Ied.
Keluar dari hotel, jamaah yang akan menuju masjid Nabawi melewati halaman depan pintu samping dan pintu depan masjid Ghamamah dan lurus menuju pintu 310 masjid Nabawi. Di dekat pintu 310 ini biasanya jamaah dapat mengambil air zam-zam yang menggunakan jerigen atau botol besar. Di dalam ruangan berukuran sekitar 15 meter persegi ini disediakan air zam-zam dengan keran khusus untuk yang menggunakan jerigen. Namun, tempat pengambilan air zam-zam ini dibuka di waktu-waktu tertentu.
Selain ditempat ini, jamaah dapat mengambil air zam-zam yang disediakan diberbagai titik masjid Nabawi. Disediakan air zam-zam dalam bentuk dispenser khusus berwarna coklat muda dengan tulisan "Zam-Zam Water" sehingga jamaah jangan terkecoh, tidak semua air yang disediakan di sekitar masjid Nabawi adalah air zam-zam. Air minum yang disediakan dalam bentuk kran-kran di samping WC itu menurut informasi bukan air zam-zam, melainkan air mineral biasa atau air lokal Madinah yang disedikan oleh Pemerintah Arab Saudi.
Waktu masih menujukan pukul 10.30 waktu setempat, namun jamaah sudah berbondong-bondong menuju masjid Nabawi untuk melaksanakan sholat Dzuhur. Sebab, jika menunggu waktu sholat tiba jamaah baru menuju masjid Nabawi kemungkinan jamaah akan mendapatkan lokasi di luar masjid atau di halaman masjid. Meskipun masjid Nabawi dilengkapi dengan payung khas untuk menutupi jamaah dari panas, tetap saja dengan kondisi panas mencapai 41°C akan menguras energi jamaah yang berada di halaman masjid. Terlbih jika jamaah yang mendapatkan tempat yang tidak ditutupi payung.
Semangat jamaah bukan hanya berlomba untuk mendapatkan tempat di dalam masjid Nabawi, tetapi sebagian juga berlomba untuk mendapatkan posisi di ruangan yang terdapat lokasi raudhoh, tempat imam, dan makan Rasulullah. Biasanya, pintu menuju ruangan ini akan dibuka 1 jam sebelum waktu sholat 5 waktu atau terkadang menyesuaikan kondisi jamaah yang ada di dalam ruangan ini. Beberapa kali penulis merasakan perjuangan jamaah untuk masuk ke ruangan ini. Saat pintu dibuka, semua jamaah akan berlarian menuju pintu ini. Tidak jarang ada jamaah yang terjatuh saat berdesak-desakan. Saat di dalam ruangan ini jangan heran, saat jamaah sudah duduk dengan lokasi yang dipilih ada-ada saja jamaah lain yang memaksakan diri untuk duduk ditempat yang sama atau duduk di depan jamaah yang seharusnya untuk bersujud. Bahkan, sempat terjadi penumpukan persis disebelah pembatas area raudoh dan saat sholat jangankan sujud untuk duduk tahiyatpun tidak bisa lagi dilakukan.
Di ruangan yang menjadi rebutan ini juga, jamaah dapat melihat langsung muadzin melantunkan adzan dari posisi area raudhoh. Lokasi muadzin berada di sisi kanan Mimbar Nabi Muhammad SAW. Tempat muadzin leboih tinggi dibandingkan dengan posisi jamaah, sehingga dapat dilihat oleh jamaah yang berada dalam ruangan ini. Posisi imam sholat di masjid Nabawi ini juga berada di area raudhoh. Tempat imam atau yang disebut mihrab ini berbentuk cekungan kecil di dinding masjid yang menghadap ke kiblat. Mihrab yang digunakan di masjid Nabawi saat ini adalah Mihrab Utsmani.
Karena lokasi masjid Nabawi dengan hotel jamaah kloter 6 PLM yang dekat, maka sebagian besar jamaah memilih pulang beristirahat ke hotel setelah melaksanakan sholat 5 waktu, terutama setelah sholat Dzuhur dan Ashar, dan Subuh. Berbeda dengan sholat Magrib, biasanya jamaah akan menunggu sampai selesai sholat Isya baru kembali ke hotel. Jumlah jamaah yang terus berdatangan dan memadati masjid Nabawi, sebagian jamaah yang menunggu sampai selesai sholat Ashar setelah sholat Dzuhur, supaya mereka tidak lagi harus mencari lokasi sholat yang diinginkan mereka.
Di perjalanan menuju dan kembali dari masjid Nabawi, jamaah akan menemukan banyak petugas kebersihan. Biasanya, mereka akan menyapa jamaah, "Assalamu'alaikum..." atau "Assalamu'alaikum...Indonesia" sapaan ini memberikan kode kepada jamaah untuk memberikan sedekah kepada mereka. Jika mau memberikan sedekah, siapkan sejak dari hotel. Jangan membuka dompet atau tas pada saat baru akan memberi. Membuka dompet atau tas saat akan memberi akan mengundang kerumuman mereka untuk meminta bagian. Bahkan mereka tak segan-segan mengikuti jamaah sampai mendapatkan bagian. Berikan sedekah langsung ke tangan petugas kebersihan sambil berjalan, usahakan tidak berhenti. Sebab, sekali lagi, akan mengundang kerumuman petugas kebersihan yang lain. Dikhawatirkan niat jamaah untuk memberikan sedekah malah menjadi petaka dikejar-kejar mereka.
Selain sapaan petugas kebersihan, juga terdapat para penjual al-Quran di pintu-pintu gerbang masuk masjid Nabawi. Jika jamaah mencari al-Quran asli produksi Madinah, jangan membeli di lokasi ini. Namun jika keinginan membeli al-Quran untuk dibaca bukan untuk diwakafkan di masjid Nabawi atau masjidil Haram boleh saja membeli dilokasi ini. Dan menurut informasi dari pembimbing ibadah penulis, al-Quran yang diwakafkan di masjid Nabawi dan masjidil Haram akan diseleksi keasliannya. Al-Quran wakaf yang bukan asli dari Madinah atau kerajaan Arab Saudi akan dikeluarkan dari masjid Nabawi dan masjidil Haram dan diwakafkan ke masjid-masjid sekitar yang ada di Madinah dan Makkah.
Memasuki hari kedua di Madinah, jamaah berusaha menyesuaikan kondisi cuaca yang panas. Mayoritas jamaah mulai mengeluhkan batuk-batuk. Petugas kesehatan kloter bekerja ekstra untuk mengontrol kesehatan jamaah. Laporan ketua rombongan atau ketua regu ke petugas kesehatan untuk memeriksa kondisi jamaahnya tak mengenal waktu.
Semoga jamaah Indonesia diberikan kesehatan, keselamatan, kelancaran, dan petunjukNya dalam menjalankan seluruh rangkaian rukun, wajib, dan sunah-sunah ibadah haji 2025.
No comments:
Post a Comment