Karya: Abrah Ns
(Medan Pos, 22 Nopember 2020)
Sejak genderang
pilkada resmi ditabuh, suasana politik di kota ini mulai terasa panas.
Terlebih, tiga pasang calon walikota dengan wakilnya yang telah resmi
ditetapkan. Masing-masing mengklaim memiliki tim yang tangguh dengan amunisi
siap tempur.
Masa kampanye yang disiapkan untuk menyampaikan visi dan misi calon kepala
daerah kepada calon pemilih terus berlanjut.
Bagi Rizkon yang
statusnya sebagai seorang PNS, pesta demokrasi lima tahunan untuk memilih
kepala daerah ini, mesti ditanggapi biasa-biasa saja. Terlebih, statusnya yang
mengharuskan untuk netral.
Berbeda dengan
Dunyakin dan Sabarno yang statusnya sama-sama PNS, keduanya tampak
grasak-grusuk. Mencoba membaca peluang pemenang di antara tiga pasangan calon.
Ada pasangan petahana dengan seorang pengusaha tambang, pasangan anak mantan
gubernur sekaligus anggota DPR RI yang rela mengundurkan diri berpasangan
dengan seorang akademisi, dan pasangan mantan sekda yang juga melepaskan
jabatannya berpasangan dengan seorang petinggi partai ternama di kota ini.